Persaingan industri dan terobosan teknologi di “kota AI” di Beijing, Shanghai, dan Shenzhen
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Memanfaatkan keunggulan masing-masing, Beijing, Shanghai, dan Shenzhen telah menorehkan prestasi luar biasa dalam pengembangan industri AI. Sebagai pusat inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi di negara saya, Beijing memiliki sumber daya penelitian ilmiah yang melimpah dan talenta-talenta kelas atas, serta memiliki posisi terdepan dalam penelitian dasar dan teknologi kecerdasan buatan yang mutakhir. Universitas ternama seperti Universitas Tsinghua dan Universitas Peking, serta sejumlah lembaga penelitian ilmiah, telah memberikan dukungan teknis yang kuat untuk pengembangan AI di Beijing. Pada saat yang sama, Zhongguancun di Beijing dan taman sains dan teknologi lainnya juga telah menarik sejumlah besar perusahaan dan investasi inovatif, sehingga membentuk ekologi industri yang baik.
Shenzhen, dengan landasan manufaktur dan kemampuan inovasi yang kuat, telah berkinerja baik dalam integrasi AI dan manufaktur. Perusahaan Shenzhen pandai menerapkan teknologi AI pada proses manufaktur untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk. Misalnya, beberapa perusahaan manufaktur elektronik telah secara signifikan mengurangi tingkat kerusakan produk dengan memperkenalkan teknologi inspeksi visual AI. Selain itu, suasana inovatif dan kemampuan Shenzhen untuk merespons kebutuhan pasar dengan cepat juga memungkinkan teknologi AI diimplementasikan dengan cepat dalam aplikasi praktis.
Sebagai kota metropolitan internasional, Shanghai memiliki keunikan dalam penerapan AI di bidang keuangan, medis, dan bidang lainnya. Institusi keuangan di Shanghai secara aktif menggunakan teknologi AI untuk manajemen risiko dan pengambilan keputusan investasi guna meningkatkan efisiensi dan keamanan layanan keuangan. Pada saat yang sama, institusi medis di Shanghai juga menjajaki penerapan AI dalam diagnosis penyakit, analisis citra medis, dan lain-lain, untuk memberikan layanan medis yang lebih akurat kepada pasien.
Namun, untuk mencapai tujuan "Kota AI", Beijing, Shanghai, dan Shenzhen juga menghadapi beberapa tantangan yang sama. Pertama, persaingan untuk mendapatkan talenta AI menjadi semakin ketat. Meskipun ketiga negara tersebut berupaya keras untuk menarik dan membina talenta-talenta terbaik, kekurangan talenta kelas atas masih menjadi faktor penting yang menghambat pengembangan industri. Kedua, masalah privasi dan keamanan data tidak bisa diabaikan. Dengan mempopulerkan aplikasi AI, sejumlah besar data dikumpulkan dan digunakan. Bagaimana memastikan penggunaan data yang sah dan sesuai serta melindungi privasi pengguna telah menjadi masalah yang mendesak untuk dipecahkan. Selain itu, dampak etika dan sosial dari teknologi AI juga perlu mendapat perhatian, seperti bias algoritma, substitusi pekerjaan, dan masalah lainnya.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, ketiga negara perlu memperkuat kerja sama dan mencapai keunggulan yang saling melengkapi. Aliansi industri lintas kawasan dapat dibentuk untuk bersama-sama mendorong penelitian dan pengembangan serta penerapan teknologi AI. Pada saat yang sama, kami akan memperkuat kerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian ilmiah untuk menumbuhkan lebih banyak talenta profesional yang memenuhi kebutuhan industri. Dari segi kebijakan, pemerintah harus memperkenalkan peraturan perlindungan data dan standar etika yang lebih lengkap untuk memandu perkembangan industri AI yang sehat.
Singkatnya, Beijing, Shanghai, dan Shenzhen telah mencapai hasil tertentu sekaligus menghadapi banyak tantangan dalam upaya mereka menjadi “Kota AI”. Hanya dengan terus berinovasi dan memperkuat kerja sama kita dapat mencapai peningkatan berkelanjutan dan lompatan pengembangan industri di era AI.