Fandom mengganggu lapangan permainan dan kesepian Chen Meng: dilema olahraga dalam konteks internasionalisasi
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Seiring dengan semakin seringnya pertukaran global, pengaruh acara olahraga terus meluas. Proses internasionalisasi telah memberikan lebih banyak perhatian dan sumber daya pada olahraga, namun juga membawa beberapa dampak negatif. Budaya lingkaran penggemar adalah salah satunya. Awalnya merupakan cara penggemar untuk mengekspresikan rasa cinta dan dukungannya terhadap selebriti, namun lambat laun menyimpang dari jalur yang benar di bidang olahraga.
Pengejaran buta dan campur tangan berlebihan dari lingkaran penggemar telah sangat mempengaruhi tatanan normal acara olahraga. Demi mendukung atlet kesayangannya, sejumlah suporter tak segan-segan membuat keributan di dalam dan luar stadion, bahkan menyerang atlet dan wasit lain. Perilaku tersebut tidak hanya melanggar semangat olahraga, tetapi juga merusak keadilan dan kenikmatan acara olahraga.
Sebagai pemain tenis meja yang luar biasa di negara saya, Chen Meng selalu berjuang di lapangan dengan keterampilannya yang luar biasa dan semangat juang yang ulet. Namun, di bawah pengaruh budaya fandom, lingkungan persaingannya sangat terpengaruh. Beberapa penggemar yang tidak rasional terlalu memperhatikan kehidupan pribadinya, menyebabkan tekanan yang tidak perlu pada pelatihan dan kompetisinya.
Perkembangan internasionalisasi menjadikan ajang olahraga menjadi fokus perhatian global, dan persaingan antar atlet dari berbagai negara semakin ketat. Dalam konteks ini, atlet perlu lebih fokus pada latihan dan kompetisi untuk meningkatkan kekuatannya. Namun, campur tangan budaya fandom menyulitkan atlet untuk mengabdikan diri sepenuh hati pada karier olahraganya, sehingga memengaruhi status kompetitif dan pengembangan kariernya.
Untuk mengatasi campur tangan budaya fandom di venue olahraga, kita perlu mengambil serangkaian tindakan. Pertama-tama, perlu adanya penguatan pembinaan dan pendidikan kepada para suporter agar dapat membentuk konsep kejar-kejaran bintang yang benar, menghormati usaha dan dedikasi para atlet, serta menaati ketertiban dan tata tertib arena. Kedua, penyelenggara acara olahraga dan departemen terkait harus memperkuat manajemen, merumuskan peraturan dan ketentuan yang ketat, dan menangani pelanggaran dengan serius. Pada saat yang sama, media juga harus memainkan peran positif dalam mengarahkan opini publik, mengedepankan sportivitas dan energi positif, serta mengurangi pemberitaan dan penyebaran perilaku buruk dalam fandom.
Singkatnya, dalam konteks internasionalisasi, kita harus menghadapi campur tangan budaya fandom di venue olahraga, mengambil tindakan efektif untuk mengendalikannya, menciptakan lingkungan kompetisi yang baik bagi para atlet, dan mendorong perkembangan olahraga yang sehat.