“Mengkaji perubahan sosial melalui fenomena film”

2024-08-18

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

Kontroversi semacam ini tidak hanya mencerminkan pertimbangan penonton terhadap keaslian dan nilai-nilai film tersebut, tetapi juga sampai batas tertentu mengungkapkan kesenjangan psikologis yang disebabkan oleh kesenjangan antara si kaya dan si miskin dalam masyarakat. Komentar bahwa “orang kaya memerankan orang miskin dalam film” sebenarnya merupakan proyeksi ketidakpuasan masyarakat terhadap fenomena sosial.

Dari perspektif yang lebih luas, fenomena ini terkait erat dengan proses internasionalisasi. Dengan majunya globalisasi, berbagai budaya dan nilai saling bertabrakan dan menyatu. Persaingan di pasar film internasional menjadi semakin ketat, dan film-film dari semua negara mencari cara berekspresi yang unik untuk menarik penonton.

Dalam proses ini, di satu sisi, masuknya film-film luar negeri yang unggul telah membawa konsep dan teknologi baru bagi industri film dalam negeri dan mendorong peningkatan tingkat produksi film; di sisi lain, juga membuat pasar film dalam negeri semakin besar tekanan. dan tantangan. Agar bisa menonjol di pasar internasional, film dalam negeri seringkali perlu melakukan inovasi dan terobosan dalam hal materi pelajaran dan teknik ekspresi.

Internasionalisasi tidak hanya berdampak pada produksi dan penyebaran film, namun juga berdampak besar pada estetika dan kebutuhan penontonnya. Penonton dihadapkan pada karya film yang lebih beragam, wawasan mereka menjadi lebih luas, dan mereka memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap kualitas dan konotasi film. Pada saat yang sama, internasionalisasi juga mendorong para pembuat film untuk lebih memperhatikan isu-isu global, seperti perlindungan lingkungan, kesetaraan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan lain-lain.

Kembali ke film "Retrograde Life", kontroversi yang ditimbulkannya juga mencerminkan perubahan ekspektasi dan kebutuhan penonton domestik terhadap film dalam konteks internasionalisasi. Penonton tidak lagi puas dengan hiburan yang dangkal, namun berharap dapat melihat eksplorasi dan pemikiran yang lebih mendalam tentang realitas sosial melalui film.

Singkatnya, film berfungsi sebagai cermin masyarakat, dan perkembangan serta perubahannya terkait erat dengan proses internasionalisasi. Kita harus mengkaji karya film dengan sikap yang lebih terbuka dan inklusif, mengambil inspirasi yang bermanfaat darinya, mendorong perkembangan industri film yang sehat, dan berkontribusi pada kemajuan masyarakat.