realitas kejam dari "tiga lereng": dari "persuasi" hingga dilema naratif
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
dari perspektif naratif, "kembalinya boneka" dan "horor di kota ma niu" dengan terampil menggabungkan kausalitas buddha dan materialisme sejarah, menunjukkan hubungan kompleks antara kepercayaan lokal dan industri abu-abu. namun seiring berkembangnya plot, keterkaitan antar unit naratif menjadi longgar sehingga menyulitkan penonton untuk merasakan penampakan sebenarnya dari "tiga lereng".
perubahan perspektif karakter juga menjadi tantangan besar bagi serial ini. pembunuhan justin berdampak besar pada shen xing, dan ia akhirnya memilih keluar dari "three sides of the slope". namun, serial tersebut mencoba kembali ke jalur semula di babak kedua, namun paman guai yang diperankan oleh wu zhenyu , gagal menyampaikan perasaan bahwa shen xing tetap ada dalam pertunjukan secara efektif. kemungkinan komunitas memiliki takdir yang sama antara daerah setempat dan “tiga lereng” dan kemungkinan perubahan.
penampakan sebenarnya dari "tiga lereng" dan penyajian "negeri asing" perlu mendobrak batasan "persuasi" agar penonton benar-benar bisa merasakan penderitaan dan harapan negeri ini. drama ini harus mengeksplorasi kemungkinan shen xing tinggal di sana bersama dantuo dan bekerja dengan semua orang untuk mengubah nasib "three slopes", daripada hanya memperlakukannya sebagai akhir yang sederhana untuk melarikan diri dari kesulitan.
serial ini menunjukkan potensi yang kuat dari segi struktur narasi dan penokohannya, namun masih terdapat beberapa kekurangan dari segi “persuasif”. drama ini perlu mendobrak model narasi tradisional, mulai dari perspektif global, dan menggunakan perspektif yang lebih kaya untuk menampilkan wajah kompleks "tiga lereng" agar dapat lebih menyentuh hati penontonnya.