Bahasa dan pemikiran normatif di balik ponsel peniru dengan harga murah
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Dengan pesatnya perkembangan Internet, berbagai model bisnis bermunculan tanpa henti. Diantaranya, live streaming telah menjadi metode penjualan yang sangat populer saat ini. Di antara sekian banyak produk siaran langsung, produk ponsel menjadi pengunjung yang sering hadir di ruang siaran langsung karena tingginya permintaan dan frekuensi pembaruan. Namun, di balik penjualan siaran langsung seluler yang tampak semarak, ada beberapa masalah tersembunyi yang tidak diketahui.
Ambil contoh ponsel peniru dengan harga murah. Mereka menarik perhatian konsumen dengan harga yang sangat murah dan konfigurasi yang tampak menarik. Pembawa berita mempromosikannya dengan suara serak di ruang siaran langsung, mengklaim bahwa dengan harga makan, Anda dapat memiliki ponsel 5G domestik dengan memori 1024GB. Tampilan ponsel ini kerap menyerupai model terbaru merek ternama seperti iPhone 15 dan Huawei Pura70, namun dibanderol mulai dari 298 yuan saja. Harga dan publisitas seperti itu tentu sangat menarik. Bagi sebagian konsumen yang belum banyak mengetahui pasar ponsel, mudah tergoda untuk melakukan pemesanan.
Namun, di balik ponsel tiruan harga murah tersebut, terdapat banyak permasalahan serius. Pertama-tama, kebanyakan dari mereka tidak memiliki izin akses jaringan formal, dan kualitas serta kinerjanya tidak dapat dijamin. Setelah membeli dan menggunakannya, konsumen mungkin menghadapi berbagai kegagalan dan bahaya keselamatan. Kedua, produksi dan penjualan ponsel palsu tersebut seringkali melanggar peraturan perundang-undangan sehingga sangat mengganggu tatanan pasar. Selain itu, dari sudut pandang komunikasi bahasa, kata-kata promosi pembawa berita di ruang siaran langsung seringkali mengandung unsur berlebihan dan propaganda palsu, yang menyesatkan penilaian dan pilihan konsumen.
Jadi, apa hubungannya dengan peralihan multibahasa? Dalam konteks globalisasi saat ini, peralihan multibahasa menjadi semakin umum. Orang dapat dengan mudah beralih antar bahasa dan mengakses informasi dari seluruh dunia. Lingkungan peralihan multibahasa ini, di satu sisi, mendorong pertukaran dan penyebaran informasi dan memungkinkan orang untuk memahami dunia secara lebih luas; di sisi lain, hal ini juga memberikan peluang bagi beberapa bisnis yang tidak bermoral; Mereka memanfaatkan perbedaan bahasa dan asimetri informasi untuk mempromosikan produknya melalui propaganda berlebihan, propaganda palsu, dan cara lainnya.
Mengambil contoh ponsel tiruan dengan harga murah, bahasa promosi yang digunakan oleh pembawa acara di ruang siaran langsung dapat disesuaikan dan diubah untuk konsumen di berbagai wilayah dan dengan latar belakang bahasa yang berbeda. Mereka mungkin mengeksploitasi perbedaan pemahaman konsumen terhadap kata dan ungkapan tertentu dalam bahasa tertentu untuk menyesatkan dan menipu. Selain itu, peralihan multi-bahasa juga membuat otoritas pengatur menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mengawasi pelanggaran-pelanggaran tersebut. Konten promosi dalam berbagai bahasa perlu diterjemahkan dan dipahami secara akurat agar dapat mengawasi dan menghukum secara efektif.
Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu mengambil tindakan dari banyak aspek. Pertama, penguatan pengawasan pasar sangatlah penting. Otoritas yang berwenang harus mengintensifkan tindakan keras terhadap produksi dan penjualan telepon seluler tiruan, meninjau secara ketat prosedur yang relevan seperti izin akses jaringan, dan memastikan bahwa telepon seluler yang dijual di pasar memenuhi standar kualitas dan hukum. Kedua, untuk metode penjualan baru seperti streaming langsung, norma dan standar yang jelas harus dirumuskan untuk membatasi perilaku promosi para pembawa berita dan melarang propaganda palsu dan berlebihan. Pada saat yang sama, perlu untuk memperkuat pemantauan dan pengelolaan konten propaganda multibahasa serta meningkatkan efisiensi dan akurasi pengawasan.
Selain itu, konsumen sendiri juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan identifikasinya. Saat membeli produk seperti ponsel, jangan terkecoh dengan harga murah dan publisitas berlebihan. Penting untuk memahami dengan cermat informasi yang relevan dari produk dan memeriksa apakah produk tersebut memiliki lisensi akses jaringan formal dan sertifikasi kualitas. Pada saat yang sama, penting untuk meningkatkan kesadaran perlindungan diri dan segera melaporkan setiap perilaku penjualan ilegal yang ditemukan ke departemen terkait.
Singkatnya, menjamurnya telepon seluler tiruan dengan harga rendah tidak hanya merupakan masalah tatanan pasar, namun juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh komunikasi bahasa dan pengawasan pasar dalam lingkungan peralihan multi-bahasa. Kita perlu bekerja sama untuk memperkuat pengawasan, standarisasi pasar, dan meningkatkan kesadaran konsumen untuk menciptakan lingkungan konsumsi yang sehat dan teratur.