"Pemikiran dipicu oleh video promosi yang dibantu AI"
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Penerapan teknologi AI tersebar luas di dunia saat ini. Mulai dari diagnosis penyakit di bidang medis, prediksi risiko di industri keuangan, hingga generasi kreatif di industri hiburan, AI telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Ambil contoh video promosi "Black Myth: Wukong". AI mengandalkan analisis data yang kuat dan kemampuan pemrosesan gambar untuk membuat presentasi visual baru untuk karya ini dengan cita rasa budaya Tiongkok yang kuat.
Langkah inovatif ini memungkinkan kita melihat potensi besar AI dalam komunikasi budaya.Hal ini dapat mendobrak model kreatif tradisional dan menyuntikkan vitalitas baru ke dalam karya budaya.
Dalam konteks internasionalisasi, pertukaran dan integrasi budaya semakin sering terjadi."Black Myth: Wukong" sendiri merupakan ekspresi unik dari budaya Tiongkok, dan video promosi yang dihasilkan AI memberikan peluang baru untuk disebarluaskan di kancah internasional.
Video promosi yang dihasilkan AI dapat beradaptasi dengan lebih baik terhadap kebutuhan penonton di berbagai negara dan wilayah. Dengan menganalisis data dalam jumlah besar, AI dapat memahami preferensi estetika dan nilai-nilai penonton dari latar belakang budaya yang berbeda, sehingga mengoptimalkan konten dan bentuk video promosi. Misalnya penggunaan warna, komposisi gambar, pencocokan musik, dan lain-lain dapat disesuaikan dengan karakteristik target audiens.
Hal ini membuat video promosi “Black Myth: Wukong” semakin menarik dan kompetitif di pasar internasional,Ini membantu mempromosikan budaya Tiongkok kepada dunia dan mempromosikan pertukaran dan pemahaman budaya internasional.
Namun, komunikasi budaya yang dibantu AI tidak selalu berjalan mulus. Meskipun perkembangan teknologi telah membawa inovasi dan kemudahan, namun juga membawa beberapa tantangan dan permasalahan.
Pertama, konten yang dihasilkan AI mungkin tidak memiliki emosi dan jiwa yang dimiliki oleh manusia pencipta. Karya budaya seringkali mengandung pemikiran, emosi, dan nilai-nilai penciptanya, sedangkan AI lebih didasarkan pada data dan algoritma untuk penciptaan, dan sulit untuk sepenuhnya menyampaikan emosi mendalam dan konotasi budaya manusia.
Kedua, penerapan teknologi AI dapat memicu sengketa hak cipta dan etika. Jika AI menggunakan ide atau materi orang lain tanpa izin dalam proses pembuatan video promosi, hal ini mungkin melibatkan masalah pelanggaran. Selain itu, apakah konten yang dihasilkan oleh AI etis juga menjadi isu yang perlu mendapat perhatian.
Selain itu, perkembangan teknologi AI dapat menyebabkan berkurangnya beberapa posisi kreatif tradisional, yang akan berdampak tertentu pada lapangan kerja bagi praktisi terkait.
Meskipun ada masalah ini, kita tidak bisa berhenti makan karena tersedak.Sebaliknya, kita harus secara aktif mencari cara memanfaatkan teknologi AI dengan lebih baik dan memanfaatkannya untuk komunikasi budaya.
Di satu sisi, kita perlu memperkuat penelitian dan pengembangan serta pengawasan teknologi AI untuk memastikan bahwa teknologi tersebut beroperasi dalam kerangka hukum, kepatuhan, dan etika. Pemerintah dan lembaga terkait harus merumuskan undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang relevan untuk mengatur penerapan teknologi AI di bidang kebudayaan.
Di sisi lain, kita juga harus fokus pada pengembangan talenta komprehensif dengan teknologi AI dan kemampuan penciptaan budaya. Bakat-bakat tersebut dapat mengendalikan teknologi AI dengan lebih baik, menggabungkannya dengan kreativitas dan kebijaksanaan manusia, serta menciptakan karya budaya yang lebih bernilai dan berpengaruh.
Pada saat yang sama, kita juga perlu memperkuat kerja sama dan pertukaran internasional. Di bidang teknologi AI dan komunikasi budaya, setiap negara memiliki keunggulan dan pengalaman masing-masing. Dengan memperkuat kerja sama, kita dapat bersama-sama mengeksplorasi model dan metode inovatif untuk mendorong penyebaran dan pengembangan budaya dalam skala global.
Singkatnya, video promosi yang dibuat oleh AI untuk "Black Myth: Wukong" adalah kasus yang sangat penting.Hal ini memungkinkan kita melihat peluang dan tantangan baru dalam integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dalam konteks internasionalisasi.Kita harus menghadapi perubahan ini dengan sikap positif, memanfaatkan sepenuhnya keunggulan teknologi AI, dan membuka jalur baru untuk pewarisan dan pengembangan budaya.