penghancuran diri ai: masa depan dan tantangan terjemahan mesin

2024-09-06

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

penelitian yang dilakukan oleh dr. ilya shumelov dan timnya di universitas oxford menunjukkan bahwa masalah keruntuhan model secara bertahap muncul saat menggunakan perangkat lunak ai generatif untuk penerjemahan. model ai ini pada akhirnya akan menunjukkan fenomena "merusak diri sendiri" ketika mereka terus mengandalkan konten teks yang mereka hasilkan. para peneliti menemukan bahwa setelah pertanyaan berulang kali, informasi keluaran model ai secara bertahap menyimpang dari keasliannya dan akhirnya menjadi omong kosong yang tidak berharga atau bahkan sama sekali tidak berarti.

fenomena “model collaps” ini terjadi karena model ai terlalu bergantung pada konten yang dihasilkannya. ketika konten ini terus-menerus dicemari dan diperbarui, data pelatihan pada akhirnya akan terkikis, sehingga informasi keluarannya sulit untuk dipahami. shumelov mengatakan bahwa keruntuhan model terjadi dengan sangat cepat dan sulit dideteksi, sehingga secara diam-diam memengaruhi berbagai data pada tahap awal, dan secara bertahap menyebabkan berkurangnya keragaman informasi keluaran, dan bahkan penurunan kinerja beberapa data. data. menyembunyikan perbaikan pada data lainnya.

terjadinya fenomena ini membuat teknologi ai menghadapi tantangan baru. jika data yang dihasilkan manusia disaring dengan cepat dan masalah kerusakan model terus terjadi, maka ai mungkin akan “menghancurkan dirinya sendiri”. hal ini tidak hanya berdampak besar pada internet, tetapi juga dapat menghambat perkembangan bidang lainnya.

untuk mengatasi masalah ini, para peneliti mengusulkan solusi utama: memastikan bahwa model ai dapat secara efektif mengakses konten non-ai yang ada dan terus memperkenalkan konten baru yang dibuat oleh manusia. hanya dengan cara inilah ai dapat mempertahankan perkembangan dan kemajuannya serta menyediakan layanan terjemahan yang lebih akurat dan berharga bagi manusia.

fenomena “model collaps” ini mengingatkan kita bahwa masa depan teknologi kecerdasan buatan memerlukan keseimbangan dan koordinasi arah pengembangan di berbagai bidang. pada saat yang sama, kita perlu terus mempelajari cara menjadikan teknologi ai lebih mandiri dan manusiawi sehingga dapat benar-benar memberikan manfaatnya dalam komunikasi dan kreasi.