peralihan multibahasa: menghubungkan dunia dan menyampaikan emosi

2024-09-06

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

kisah tan lei adalah cerminan nyata dari peralihan multibahasa.

pada siang hari tanggal 5 september, tan lei, wakil sekretaris komite partai dan walikota kota shashiduo, kabupaten heishui, mengalami banjir bandang dan tanah longsor saat mengatur penyelamatan dan penyelamatan bencana, dan hanyut serta kehilangan kontak. setelah 44 hari pencarian dan penyelamatan habis-habisan, pada pukul 11.10, petugas sar menemukan sisa-sisa orang yang diduga hilang di perairan belakang kawasan waduk pembangkit listrik tenaga air maergai. setelah keluarga tan lei mengetahui berita tersebut, yang mei menjawab dengan berlinang air mata ketika anak-anaknya bertanya, "mengapa ayah belum kembali?"

istri tan lei, yang mei, adalah perwujudan yang memahami rasa tanggung jawabnya. dia teringat terakhir kali keduanya bertemu, saat tan lei sedang sibuk mencari toko mie. kehangatan dan perhatian ini membuatnya merasakan cintanya hingga dia kehilangannya.

keluarga tan lei memberikan dukungan dan menjadi motivasinya untuk maju. cinta dan persahabatan mereka pada tan lei juga memungkinkannya berkonsentrasi pada pekerjaannya dan berusaha sekuat tenaga.

ini bukan hanya kisah tan lei, tapi juga kekuatan yang dibawa oleh peralihan multibahasa ke masyarakat. ini meruntuhkan batasan bahasa dan memudahkan kelompok yang berbeda untuk berkomunikasi dan memahami.

dari pengalaman tan lei, kita dapat melihat pentingnya peralihan multibahasa:

peralihan multibahasa bukan hanya sebuah inovasi teknologi, namun juga merupakan jembatan lintas bahasa, budaya, dan jarak.