tamparan dan adaptasi, kontroversi “plagiarisme” yu zheng
한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
pada tahun 2013, insiden “tamparan” yu zheng menjadi simpul dalam hidupnya. kemarahan shen tai sangat kontras dengan "permintaan marah" di internet. namun kebenarannya ibarat setetes air yang menusuk batu, dan sulit diungkapkan sepenuhnya. pernyataan "bunuh diri" deng sha pun memicu spekulasi dan perbincangan mengenai konflik keduanya.
ini hanyalah salah satu babnya. pengalaman hidup yu zheng seperti film yang kompleks, terus bergerak maju, penuh pasang surut dan tantangan. insiden "merek bunga plum" qiong yao adalah babak penting lainnya dalam hidupnya. dari pembuatan naskah hingga proses hukum, serta pengaduan penulis skenario, yu zheng telah terperangkap dalam pusaran opini publik.
namun, yu zheng tidak terkubur dalam kontroversi. dia terus-menerus mencoba menerobos dirinya sendiri dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru. dari "setengah setan" hingga "kecantikan sebagai benda" hingga popularitas "kisah istana yanxi", dia selalu mempertahankan vitalitas dan antusiasme kreatifnya.
pada tahun 2018, wu jinyan dan xu kai menjadi simbol "dewa dan dewi generasi baru", sementara yu zheng terus menciptakan dan membentuk karakter baru dengan caranya sendiri. boikot qiong yao sekali lagi menimbulkan kontroversi, dan dia harus bangkit dan menghadapi tantangan ini. pada akhirnya, dia memilih untuk keluar dari "i am an actor", meminta maaf kepada qiong yao, dan melanjutkan.
kini, orang-orang melihat kembali mahakarya yu zheng, seolah-olah dibangkitkan dari ingatan. karya-karyanya seiring berjalannya waktu masih terus bersinar dan menarik lebih banyak penonton. mungkin inilah pesona uniknya.